Berbicara
tentang takdir, pasti timbul pertanyaan. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan
takdir? Menurut saya, Takdir adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan sejak
awal. Dan dalam konteks islam, yang menentukan semua itu hanya Tuhan kita Allah
SWT.
Sebenarnya takdir itu sudah
ditentukan oleh Allah sejak kita lahir. Kita akan jadi apapun sekarang sudah
tertulis di akhirat sana. Namun manusia yang penuh keterbatasan tak bisa
memprediksi takdir mereka. Di lain tempat ada juga yang mencoba memprediksi
takdir mereka. Padahal memprediksi takdir itu melenceng dari ketentuan islam.
Perbuatan manusia yang suka memprediksi
takdir mereka itu seolah-olah menentang kekuasaan Allah. Kita manusia sudah
diberi kenikmatan yang bisa dibilang gratis. Contohnya udara. Kita bebas
menghirup udara untuk bisa hidup. Bayangkan jika udara yang kita hirup berisi
racun. Apa daya kita jika itu terjadi. Ini membuktikan bahwa kehidupan kita di
dunia ini sudah digariskan oleh Allah.
Ada pula beberapa macam takdir.
1. Takdir
tuhan yang berlaku pada fenomena alam fisika sebagaimana diisyaratkan oleh
beberapa kutipan ayat Al-Quran. (bersifat obyektif)
2. Takdir
yang berkenaan dengan hukum sosial (sunnatullah) yang berlakunya dengan melibatkan manusia hadir didalamnya.
3. Takdir
dalam hukum kepastian Tuhan yang berlaku secara time respons-nya lebih jauh
lagi setelah manusia memasuki alam akhirat.
Saya
pernah mendengar tentang sebuah statement yang menyatakan bahwa manusia yang
menentukan takdir mereka sendiri. Nah, mungkin itu juga yang dimaksud dengan
kebebasan manusia terhadap takdir. Saya pernah diberitahu oleh guru agama saya
di SMA, seorang manusia akan mengetahui takdir mereka setelah mereka berusaha
secara maksimal. Contohnya seorang ilmuwan luar negeri yang saya lupa namanya,
tapi ia dari kecil bercita-cita menjadi astronot. Hingga ia dewasa cita-citanya
tidak berubah. Namun apa daya, dia hanya seorang PNS, jauh dari harapan menjadi
astronot. Tapi apa yang ia lakukan? Dia tetap berkeinginan menjadi astronot.
Dia selalu berdoa kepada tuhannya agar impiannya tercapai. Dan pada suatu hari,
tim astronot dari NASA membutuhkan 1 orang astronot lagi. Dan mereka mengadakan
pendaftaran yang bersyarat PNS. Singkat cerita ilmuwan yang dulunya PNS itu
merasa doanya dijabah lalu mengikuti seleksi astronot. Namun ia gagal di
seleksi akhir. Betapa sakit hatinya ia pada tuhan, perjuangan kerasnya tanpa
hasil. Hingga ketika para astronot itu akan lepas landas naik roket mereka, si
ilmuwan itu menyaksikan dari bawah. Dan apa yang terjadi, roket yang ditumpangi
astronot itu meledak selang beberapa detik lepas landas. Si ilmuwan pun
tersentak kaget dan ia sadar. Ternyata ia memang ditakdirkan untuk tidak jadi
astronot.
Cerita
yang agak panjang diatas menunjukkan bahwa takdir berpengaruh terhadap diri
manusia. manusia diakatakan sudah menemui takdirnya ketika ia sudah berusaha
maksimal, dan mencapai hasil. Tuhan itu baik, manusia diberi pilihan untuk
hidup dengan takdir mereka. Dan yang membuat takdir mereka dikatakan jelek
adalah diri mereka sendiri. Jika ingin takdir mereka baik, maka berbuat
baiklah.
Takdir
punya hikmah tersendiri bagi manusia. manusia bisa lebih dekat dengan sang
pencipta demi takdir mereka. Secara otomatis perbuatan mereka akan semakin
baik, dan lebih terarah. Butuh pemahaman yang lebih ketika seorang manusia
merasa takdirnya begitu kejam. Sebenarnya ia hanya memperkejam takdirnya
sendiri. Saya sudah katakan, tuhan itu baik. Hanya manusia yang susah untuk
bersyukur dan berterima kasih. Mereka selalu menuntut apapun yang mereka
inginkan tanpa melihat sikap mereka. Jadi, bertindaklah sebaik-baiknya orang
hidup. Maka takdir seorang manusia akan dimuliakan Tuhan.
Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar