Jika
berbicara tentang manusia dan agama, tentu tidak ada habisnya. Banyak
kontroversial yang terjadi, baik antar ulama hingga orang atheis. Namun
pemerintah bertindak dengan membuat peraturan untuk saling menghormati antar
agama. Tapi tetap saja hingga sekarang masih banyak yang berdebat soal agama.
Dan tentang bahasan manusia dan
agama ini, saya diberi tugas untuk berpendapat. Setelah membaca beberapa
artikel, ada yang menyebutkan agama untuk manusia dan manusia untuk agama. Ya,
itu memang membingungkan. Karena jika melihat dari sudut pandang lain, ada
benarnya juga tentang pendapat bahwa agama sebenarnya dari manusia. Dari
pikiran manusia yang membuat agama menjadikan adanya tuhan dan juga surga
neraka. Kenyataan bahwa tuhan dan surga juga neraka itu belum jelas atau belum
pasti inilah yang menjadikan kontroversi. Tidak ada yang tau dimana itu tuhan,
dan dimana surga dan neraka. Dan juga tidak ada jaminan kehidupan kita setelah
kita mati. Benarkah ada surga atau neraka? Tapi di agama islam (agama saya),
kita diwajibkan untuk mempercayai ada dan kekuasaan Tuhan. Dalam islam Tuhan
disebut Allah SWT. Sebuah zat yang kekal abadi dan tidak ada duanya. Kita
diwajibkan meyakini ini, dan pulla Allah SWT menurunkan sebuah kitab
penyempurna segala kitab yaitu Al-Quran. Dengan berpedoman pada Al-Quran dan
hadist nabi Muhammad SAW, kelak kita akan melihat surga, begitu di ajaran
islam.
Dan jika berbicara agama lain, saya
tidak tau pasti apa yang mereka yakini. Siapa yang mereka sebut tuhan, dan apa
saja yang harus mereka perbuat untuk mendapatkan surga mereka. Namun mungkin di
agama mereka ada beberapa cara tersendiri untuk masuk tujuan semua orang yaitu
surga. Saya selalu mencoba menghormati agama lain, biarpun ada juga ulama islam
yang seperti menghindar dari orang yang beragama lain. Padahal islam
mengajarkan kita untuk saling menghormati antar orang beragama.
Agama menurut saya adalah sebuah
arti umum dari beriman. Karena agama seperti sebuah sebutan untuk orang yang
berkeyakinan. Beriman lebih khusus dengan arti taqwa terhadap apa yang
diyakini. Contohnya islam, orang bisa mengatakan kita beragama karena kita
menyebutkan agama kita islam. Sedangkan islampun tak hanya sekedar mengaku
islam, namun bertindak selayaknya umat nabi Mihammad SAW yang diciptakan Allah
SWT untuk menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Jika
semua itu sudah atau sering dilakukan, itu baru bisa disebut beriman.
Manusia yang beriman selalu memegang
teguh apa yang mereka yakini. Tak tergoyahkan walaupun banyak kontroversi di
bumi ini. Sedangkan manusia yang beragama bisa berarti hanya mengaku punya
agama, namun entah apa mereka menaati peraturan agamanya atau tidak. Saya
bingung total jika mencoba berfikir seperti orang atheis. Mereka mengaku tidak
punya agama. Dan mereka tidak percaya akan adanya tuhan. Lalu siapa yang
menciptakan mereka dan memberi mereka kehidupan?? Apa mereka tidak resah jika
tanpa agama. Padahal punya agama dan meyakininya itu tidak buruk. Bukan suatu
hal yang buruk bagi hidup (pribadi). Justru kita bisa merasakan nikmatnya
beragama. Kita jadi punya pedoman dan arah yang menuntun kita ke jalan yang
benar.
Menurut saya orang atheis itu aneh,
kalau mereka tidak meyakini apapun, untuk apa mereka hidup? Apa mereka juga
percaya bahwa setelah mereka mati kelak ada kehidupan yang kekal? Mereka tak
punya pandangan hidup. Saya menolak keras dengan apa yang mereka perbuat.
Memang tidak ada habisnya jika
membicarakan tentang orang atheis. Mereka seperti orang bodoh (maaf). Padahal
dengan adanya agama kita bisa hidup lebih baik dan bermakna. Jalan menuju
kehidupan yang kekal pun terbuka jika beragama dan beriman. Tapi itulah
kenyataannya, ada juga yang tidak percaya adanya Tuhan. Entah akan seperti apa
mereka kelak, tidak ada yang tau. Yang terpenting saya bangga dengan agama yang
saya percayai (islam). Dan saya akan selalu menyembah kepada Tuhan sang
pencipta alam Allah SWT. Menjauhi semua laranganNya dan menjalankan segala
perintahnya (masih berusaha melakukan yang terbaik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar